Definisi Tidur
Beberapa ahli mencoba mendefinisikan tidur sebagai keadaan berkurangnya tanggapan dan interaksi dengan lingkungan yang bersifat reversibel dan berlangsung cepat. Walaupun fungsi tidur selalu membuat para ahli kagum, namun pertanyaan dasar mengapa kita tidur tetap belum terjawab. Dari sudut pandang neurofisiologi, tidur merupakan keadaan khusus dari kewaspadaan otak.[1]
Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia artinya secara alamiah manusia akan membutuhkan tidur sebagai kebutuhan setiap harinya. Tidur sebagai keadaan tidak sadar yang relatif lebih responsif terhadap rangsangan internal. Pada keadaan tidur kita dianggap mengalami keadaan pasif dan keadaan dorman dari kehidupan.[2]
[1] Tanjung, M. C., & Sekartini, R. (2016). Masalah tidur pada anak. Sari Pediatri, 6(3), 138-42.
[2] Martini, S., Roshifanni, S., & Marzela, F. (2018). Pola tidur yang buruk meningkatkan risiko hipertensi. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas Hasanuddin, 14(3), 297-303.
Pola Tidur dan Hipertensi
Pola tidur menjadi salah satu faktor risiko dari kejadian hipertensi. Pola tidur yang tidak adekuat dan kualitas tidur yang buruk dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan fisiologis dan psikologis dalam diri seseorang. Selain itu, durasi tidur pendek dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan hipertensi karena peningkatan tekanan darah 24 jam dan denyut jantung, peningkatan sistem saraf simpatik, dan peningkatan retensi garam. Selanjutnya akan menyebabkan adaptasi struktural sistem kardiovaskular sehingga tekanan darah menjadi tinggi.
Kondisi yang dialami oleh individu dapat mempengaruhi pola tidurnya, beberapa faktor yang mempengaruhi pola tidur yaitu stres, lingkungan fisik, diet, obat-obatan, latihan fisik, penyakit, dan gaya hidup.[3]
[3] Idem
Pola Tidur Pada Anak
Penelitian epidemiologi berbasis sekolah menunjukkan bahwa gangguan tidur sering dijumpai pada anak. Kesulitan untuk memulai tidur atau mempertahankan tidur terjadi pada sekitar
10% hingga 20% anak berusia 8-9 tahun, gangguan tidur yang berhubungan dengan pernafasan terjadi pada sekitar 1%-3% anak usia sekolah, dan mengantuk yang berlebihan di siang hari tampaknya menyebabkan masalah nyata pada sekitar 10% anak usia sekolah.
Masalah tidur pada anak membawa berbagai dampak, yang hingga kini belum dirinci secara lengkap, di antaranya adalah gangguan pertumbuhan, gangguan kardiovaskular, fungsi kognitif dan perilaku sehari-hari.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa gangguan perilaku disruptif, seperti attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), kadang-kadang disebabkan oleh gangguan tidur yang tidak terdiagnosis. Kemampuan akademik pada berbagai tingkatan usia juga dapat dipengaruhi oleh gangguan tidur yang tidak terdeteksi. Meskipun dampak gangguan tidur yang tidak disadari ini telah semakin jelas, namun masih sedikit penelitian yang telah dilaporkan.[4]
[4] Idem
Masalah Tidur dan Diabetes
Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah serius dengan angka kejadian yang meningkat tajam. DM dapat menyerang hampir semua golongan masyarakat di seluruh dunia. Jumlah penderita DM terus bertambah dari tahun ke tahun karena pola hidup manusia zaman sekarang yang cenderung jarang bergerak dan pola makan yang tidak sehat. Kadar gula darah yang tinggi sangat mengganggu konsentrasi untuk tidur nyenyak, dikarenakan seringnya keinginan untuk buang air kecil pada malam hari. Kadang muncul rasa haus yang berlebihan. Gangguan tidur merupakan masalah umum yang terjadi pada pasien DM dan sebaliknya DM juga dapat menimbulkan gangguan tidur akibat adanya keluhan nocturia dan nyeri.[5]
[5] Tentero, I. N., Pangemanan, D. H., & Polii, H. (2016). Hubungan diabetes melitus dengan kualitas tidur. e-Biomedik, 4(2).
Efek dari kurang tidur
Suatu penelitian eksperimental yang dilakukan pada tahun 1896 yang membiarkan subyek penelitiannya tidak tertidur selama 90 jam. Pada subyek ini ditemukan penurunaan ketajaman sensoris, reaksi, kecepatan motorik dan memori. Kurangnya tidur terutama mempengaruhi fungsi korteks serebral. Perubahan mood, gangguan fungsi kognitif dan performa motorik serta perubahan hormonal merupakan akibat yang mungkin dari kurangnya waktu tidur.[6]
Perubahan hormonal yang menyerupai pertambahan usia dapat merupakan akibat dari kurang tidur. Saat tidur dibatasi hanya 4 jam semalam selama 6 malam, tampak jelas perubahan toleransi karbohidrat, peningkatan tonus simpatis, dan penurunan kadar tirotrofin, serta peningkatan sekresi kortisol. Kurang tidur juga dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular dan tekanan darah.[7]
[6] Lamberg L. Knitting up the raveled sleave of care: role of sleep and effects of its lack examined. JAMA 196; 276:1205-8.
[7] Spiegel K, Leproult R, Van Cauter E. Impact of sleep debt on metabolic and endocrine function. Lancet 1999; 354:1435-9.
Bagaimana Masyarakat Umum Dapat Mengetahui Gangguan Tidur?
Dalam dunia modern, kini dikenal tensimeter digital. Tensimeter ini lebih praktis dibandingkan dengan tensimeter merkuri. Dengan tensimeter digital, pemeriksa cukup menyalakan alat tersebut kemudian memompa manset (handcuff) untuk mengetahui tekanan darahnya. Tekanan darah akan terukur dengan sendirinya oleh alat dan tekanan sistolik maupun diastolik ditampilkan dalam bentuk angka pada layar LCD.[8]
Alat Tensimeter Digital Gbr.1
Alat tensimeter digital saat ini sangat mudah untuk di dapatkan. Banyak di jual di apotek atau pun jika ingin lebih mudah, dapat di pesan melalui marketplace seperti Tokopedia, Buka lapak, Shopee dan lainnya.
Lakukanlah test sederhana untuk mengetahui apakah kita tidur pada malam hari berkualitas atau tidak.
Sebelum tidur malam lakukan cek tekanan darah Anda, lakukan pencatatan dan beri nama Tekanan Darah Mau Tidur (TDMT) kemudian ketika bangun pagi lakukan tes kembali, kemudian catat dengan nama Tekanan Darah Bangun (TDBT).
Selain dengan menggunakan alat digital tensimeter, Anda juga dapat “melihat” kualitas tidur Anda dengan menggunakan alat tes gula darah.
Alat Tes Gula Darah Gbr. 2
Alat tes gula darah ini dapat Anda beli diapotek atau di Marketplace juga. Tetapi jangan lupa untuk membeli strip gula darah nya. Jika Anda sebelumnya belum memiliki alat tes ini dan Anda membeli satu set, biasanya sudah ada beberapa strip gula darah nya. Pastikan dulu sebelum barang terkirim.
Lakukan tes yang sama seperti pada tekanan darah, Anda bisa mencatat Gula Darah Mau Tidur (GDMT) dan Gula darah kesesokan pagi nya Gula Darah Bangun Tidur (GDBT).
Pada kedua alat tes tersebut seharusnya TDMT dan GDMT harus lebih besar dari TDBT dan GDBT. Jika terjadi sebaliknya ada kemungkinan tidur Anda tidak nyenyak, meskipun Anda merasa baik-baik saja selama tidur.
Mata Anda tertutup tetapi otak atau pikiran Anda mengembara kemana-mana sehingga bangun pagi menjadikan Anda merasa lelah, badan sakit dan tidak nyaman. Tentunya kondisi ini jika di biarkan makin lama akan membuat tubuh Anda menjadi lemah dan organ Anda terganggu.
[8] Yazid, N., & Harjoko, A. (2011). Pemantau tekanan darah digital berbasis sensor tekanan MPX2050GP. IJEIS (Indonesian Journal of Electronics and Instrumentation Systems), 1(1), 35-39.
Bagaimana memperbaiki kondisi ini?
Banyak cara untuk mencapai kondisi yang normal kembali. Ada setidaknya dua pilihan yang bisa dilakukan yaitu:
Menormalkan kondisi tubuh Anda dengan cara mengkonsumsi obat, sehingga Anda akan tertidur dengan pulas
Menyembuhkan dengan cara menggali akar masalah penyebab kualitas tidur Anda terganggu.